Abi N. Bayan
Ke tali mana kita gantung nasib dan rindu yang basah ini?
ke atap speed boat
dermaga seperti ibu
pelukannya begitu dekap
entah kapan kita kembali ke laut
menyalakan mesin,
mengeringkan nasib yang basah di darat
di rumah yang apinya menyala
dari tubuh yang berhari-hari
diadu ombak, dikecup-kecup matahari.
Berbahagialah kita
yang duduk di rumah
sambil menunggu biru-biru
dan merah-merah berdatangan
berbahagiakah kita
yang duduk di tiang pelabuhan
sambil meletakkan tangan di kepala
berbahagiakah kita yang patuh
meski jatuh
dan harus basah berkali-kali.
Tobelo, 2020.