Sarah mengernyitkan kening. Bagaimana mungkin cermin yang baru dibersihkannya bisa kotor lagi? Otak Sarah melacak memorinya dengan pasti satu nama: Danar.
‘Bocah tengik itu pasti yang sudah mengotorinya,’ gumam Sarah.
Sambil menggeram penuh kebencian, Sarah mencari Danar yang sedang bermain di halaman depan bersama Roy anak tetangga sebelah.
“Huh, ketemu juga kamu!” Pekik Sarah.
Demi melihat kakaknya yang marah, Danar terdiam. Bingung juga ada apa sebenarnya. “Kenapa Kak?”
“Ee, pake tanya? Kamu kan yang udah mengotori cermin Kakak?” Tuduh Sarah.
“Nggak Kak. Bukan aku.”
“Jangan mungkir kamu!” Sembur Sarah sambil terus menarik godek Danar ke atas.
“Aduh aduh sakit Kak…” Danar mulai menangis tersedu-sedu mendapat perlakuan seperti itu dari Kakaknya. Roy teman bermain Danar langsung kabur pulang melihat kondisi yang tidak mengenakkan itu. Dia tidak mau terlibat masalah.
“Ayo sini kamu anak nakal.”
Dengan sangat terpaksa, Danar mengikuti langkah kaki Kakaknya dengan raut wajah meringis menahan sakit. Tapi air matanya terus meleleh.
“Lihat itu?! Kamu kan yang mengotori itu?”
“Bukan Kak huhuhu…”
“Kalau bukan kamu siapa lagi? Cuma kamu yang tersisa di rumah ini selain Kakak.”
“Nggak tauk. Setan kali,” ucap Danar asal. Deg. Jantung Sarah berdetak lebih kencang. Ada benarnya juga omongan bocah tengik ini.
Kemudian dengan serta merta, cermin milik Sarah menggeser sendiri. Dua anak manusia yang melihat kejadian ganjil itu hanya bisa terdiam tanpa suara. Saat menengok ke arah cermin, keduanya sangat terkejut. Sesosok wanita dalam cermin menghadap ke arah mereka sambil tersenyum. Lalu kedua tangannya terjulur ke luar dan menangkap bahu kedua orang tersebut.
Sarah dan Danar meronta-ronta, tapi tak sanggup melepaskan diri. Mereka ditarik ke dalam cermin. Setelah itu tak ada apa-apa lagi. Hanya kesunyian.
Sementara, di dunia cermin, keduanya tengah ketakutan di dalam kegelapan yang mencekam.
Tim redaksi Cerpen Horor