Hari itu adalah hari terakhir di sekolah menengah untuk Rani, seorang gadis berusia 17 tahun yang penuh dengan kenangan manis. Di kampus yang ramai dengan suara tawa dan cerita, Rani duduk di bangku taman sambil menatap langit biru.
Saat itu, pikirannya terbang ke masa lalu, mengingat saat-saat indah bersama Faris, cinta pertamanya. Faris, seorang pemuda yang tampan dan cerdas, adalah teman sekelasnya sejak mereka masih kecil. Mereka telah melewati berbagai macam petualangan bersama, dan persahabatan mereka perlahan berubah menjadi cinta.
Namun, ketika mereka berdua berusia 15 tahun, kehidupan mereka dihantam oleh cobaan yang tak terduga. Keluarga Faris terpaksa pindah ke kota lain karena pekerjaan ayahnya, dan Rani harus tetap tinggal di kampung halamannya karena ibunya sakit dan membutuhkan perawatan.
Meskipun jarak dan waktu memisahkan mereka, Rani dan Faris berjanji untuk tetap saling menjaga hubungan mereka. Mereka berkomunikasi melalui pesan teks, panggilan telepon, dan surat-surat yang dikirimkan dengan penuh cinta. Namun, seiring berjalannya waktu, kehidupan masing-masing membawa perubahan yang tak terduga.
Hari ini, Rani menerima kabar bahwa keluarga Faris kembali ke desa mereka. Hatinya berbunga-bunga mendengarnya, namun kebahagiaannya segera berubah menjadi kecemasan ketika ia mengetahui bahwa Faris telah memiliki pacar baru di kota tempat tinggalnya selama ini.
Rani merasa terjebak dalam perasaan campur aduk. Di satu sisi, ia senang bisa bertemu kembali dengan Faris, namun di sisi lain, hatinya hancur mengetahui bahwa cinta pertamanya telah menemukan orang lain. Rani pun bimbang antara mempertahankan perasaannya terhadap Faris atau melepaskannya pergi.
Di tengah kebingungannya, Rani memutuskan untuk menghadapi Faris dan menyampaikan perasaannya dengan jujur. Mereka bertemu di taman tempat mereka dulu sering bermain, dan Rani memandang wajah Faris dengan mata yang penuh cinta dan kerinduan.
“Faris,” ucap Rani dengan suara gemetar, “Aku masih mencintaimu. Tapi aku juga tahu bahwa kau sudah menemukan seseorang yang lebih baik di sana. Aku hanya ingin kau tahu betapa berartinya kau bagi diriku.”
Faris menatap Rani dengan penuh penyesalan di matanya. Ia menggenggam tangan Rani dengan lembut dan berkata, “Rani, kau selalu akan menjadi bagian penting dalam hidupku. Meskipun kita berpisah dan jalanan kita berbeda, kenangan tentang kita akan selalu aku simpan di hati.”
Mereka berdua saling berpelukan dalam diam, merasakan kehangatan dan kerinduan satu sama lain. Meskipun cinta mereka tidak bisa bersatu, namun mereka tahu bahwa kenangan indah yang mereka bagi bersama akan tetap hidup selamanya.
Dari kisah Rani dan Faris, kita belajar tentang kekuatan cinta yang tulus dan kemampuan untuk memaafkan serta melepaskan. Terkadang, cinta sejati bukanlah tentang memiliki seseorang, melainkan tentang memberikan yang terbaik untuk orang yang kita cintai, bahkan jika itu berarti melepaskannya pergi.