Di sebuah desa terpencil, mengalirlah Sungai Suci. Airnya jernih dan dingin, dipercaya memiliki kekuatan penyembuh. Masyarakat desa sangat menghormati sungai ini dan selalu menjaga kebersihannya. Konon, jika seseorang meminum air dari Sungai Suci, mereka akan diberkahi kesehatan dan umur panjang.
Namun, ada sebuah legenda kuno yang mengatakan bahwa Sungai Suci memiliki kutukan. Jika ada yang berani mencuri makanan dari desa, air sungai akan berubah menjadi racun. Tak seorang pun berani menguji kebenaran legenda ini.
Suatu hari, seorang pemuda bernama Arya yang baru pindah ke desa itu tidak percaya dengan legenda tersebut. Ia merasa legenda itu hanya dongeng untuk menakut-nakuti anak kecil. Karena keingintahuan yang besar, Arya memutuskan untuk mencuri sepotong roti dari lumbung desa.
Saat matahari terbenam, Arya menyesali perbuatannya. Rasa lapar dan haus membuatnya nekat mendekati Sungai Suci. Dengan ragu, ia mencelupkan tangannya ke dalam air dan meneguknya. Seketika itu juga, Arya merasakan tubuhnya melemah dan kepalanya terasa pusing. Ia jatuh tersungkur di tepi sungai.
Warga desa yang mengetahui kejadian itu sangat terkejut. Mereka yakin bahwa legenda Sungai Suci adalah benar adanya. Dengan susah payah, Arya dibawa pulang dan dirawat. Berhari-hari ia demam tinggi dan tidak sadarkan diri.
Seorang nenek tua yang dikenal bijaksana datang menjenguk Arya. Nenek itu berkata, “Arya, kamu telah melanggar hukum alam. Sungai Suci adalah anugerah bagi kita semua. Kita harus menghormatinya.”
Arya merasa sangat menyesal atas perbuatannya. Ia berjanji akan mengembalikan roti yang dicurinya dan tidak akan mengulangi perbuatannya lagi. Dengan bantuan warga desa, Arya akhirnya sembuh.
Sejak saat itu, tidak ada lagi yang berani mencuri makanan di desa itu. Mereka semua hidup rukun dan damai, selalu menjaga kebersihan Sungai Suci. Legenda Sungai Suci pun terus terwariskan dari generasi ke generasi sebagai pengingat akan pentingnya kejujuran dan menghormati alam.