Di dalam samudra luas, terdapat sekelompok ikan laut hijau yang hidup bahagia di bawah permukaan air. Mereka dipimpin oleh si ikan bernama Alga, yang bijaksana dan selalu peduli terhadap kesejahteraan kelompoknya. Namun, belakangan ini, para ikan menghadapi kesulitan dalam mencari makanan karena polusi yang merusak lingkungan mereka.
Alga sangat prihatin karena melihat kawannya semakin lemah akibat kelangkaan makanan. Setiap harinya, mereka harus berenang lebih jauh untuk menemukan sumber makanan yang masih tersisa. Alga memutuskan bahwa dia harus mencari cara untuk mengatasi masalah ini sebelum semuanya terlambat.
Suatu hari, ketika Alga sedang mencari makanan, dia bertemu dengan seorang penyu tua yang sangat bijaksana bernama Tirta. Tirta merupakan penyu penjaga hutan karang, yang telah hidup lebih lama daripada siapa pun di lautan itu dan telah menyaksikan dampak buruk polusi yang semakin memburuk.
“Tirta, aku khawatir akan masa depan kelompokku. Polusi telah merusak lingkungan laut kita, dan kami kesulitan mencari makanan,” ujar Alga dengan nada sedih.
Tirta menatap Alga dengan bijaksana, “Aku memahami kekhawatiranmu, Alga. Tetapi kita harus tetap kuat dan berusaha mencari solusi. Apakah kau pernah mendengar tentang hutan lamun di perairan terdekat?”
Alga menggelengkan kepalanya. “Tidak, aku tidak pernah mendengar tentang itu. Apa hubungannya dengan masalah kami?”
“Hutan lamun adalah tempat yang kaya akan makanan untuk kita semua,” jelas Tirta. “Namun, karena polusi, hutan lamun itu sendiri telah terancam. Aku percaya bahwa jika kita dapat membersihkan hutan lamun dan melindunginya dari polusi, kita akan memiliki sumber makanan yang berlimpah kembali.”
Alga bersemangat mendengar rencana Tirta dan berterima kasih padanya atas wawasan yang berharga. Dia segera kembali ke kelompoknya dan berbicara tentang rencana mereka untuk membersihkan hutan lamun. Semua ikan laut hijau sangat antusias dan bersedia bekerja sama untuk menyelamatkan sumber makanan mereka.
Mereka mulai membersihkan hutan lamun dari sampah plastik dan limbah lain yang menyebabkan polusi. Alga juga berbicara dengan makhluk laut lain, seperti kepiting dan udang, untuk membantu menjaga kebersihan hutan lamun.
Tidak lama kemudian, berita tentang usaha mereka menyebar, dan banyak makhluk laut lain datang untuk bergabung dengan upaya membersihkan hutan lamun. Bersama-sama, mereka berhasil mengembalikan kehidupan pada hutan lamun yang dulunya berlimpah dengan makanan.
Seiring berjalannya waktu, polusi di lautan berangsur-angsur berkurang karena upaya bersama dari semua makhluk laut. Kelompok ikan laut hijau, termasuk Alga, akhirnya bisa hidup dengan bahagia dan mencukupi makanan dari sumber yang kaya di hutan lamun yang pulih.
Kisah petualangan Alga dan kelompoknya menjadi inspirasi bagi semua makhluk laut lainnya untuk merawat dan melindungi lingkungan mereka. Mereka belajar bahwa dengan kepedulian dan kerja sama, mereka dapat mengatasi masalah polusi dan menciptakan lingkungan yang bersih dan sehat bagi semua makhluk laut.
Dari hari itu, Alga menjadi lambang harapan bagi lautan, mengingatkan semua orang akan pentingnya menjaga dan melestarikan lingkungan laut. Dan bersama-sama, mereka terus menjalani kehidupan penuh kebahagiaan, cinta, dan keselarasan dengan alam di bawah samudra luas.