Pada suatu zaman, di sebuah desa yang jauh dari keramaian, hiduplah seorang penyihir cantik yang sangat sombong. Dia selalu merasa bahwa kecantikannya membuatnya lebih hebat dari orang lain. Setiap kali ada orang yang meminta bantuan darinya, ia selalu menolak dengan sombong dan berkata, “Aku terlalu sibuk untuk mengganggu diriku dengan urusanmu yang sepele.”
Baca juga Penyihir Cantik Terkutuk
Suatu hari, seorang petani datang ke rumah penyihir itu dan memohon bantuan. Petani tersebut sedang mengalami masalah dengan tanahnya yang tidak subur, dan ia tidak tahu harus berbuat apa. Namun, penyihir cantik itu hanya menganggapnya sebagai orang yang tidak berguna, dan dengan sombong menjawab, “Apa yang bisa kamu lakukan? Kamu hanya seorang petani kecil.”
Sang petani merasa sangat kesal dengan perlakuan penyihir cantik tersebut. Ia memutuskan untuk mencari bantuan dari seorang penyihir yang lebih bijaksana dan ramah. Sang petani menemukan seorang penyihir tua yang tinggal di hutan dan menceritakan masalahnya. Si tua itu tersenyum dan berkata, “Aku akan membantumu dengan senang hati.”
Baca juga Penyihir Cantik
Penyihir tua tersebut memberikan ramuan rahasia kepada sang petani dan berkata, “Siramlah tanahmu dengan ramuan ini setiap hari, dan kamu akan melihat hasil yang luar biasa.” Sang petani melakukannya seperti yang disarankan oleh si tua, dan dalam waktu singkat, tanahnya menjadi subur dan panenannya melimpah.
Sang petani sangat bahagia dan memutuskan untuk mengucapkan terima kasih kepada penyihir tua itu. Ketika ia kembali ke desa, ia melihat penyihir cantik tersebut sedang berjalan-jalan di sekitar pasar desa, dengan tatapan sombong yang masih terpampang di wajahnya.
Sang petani tidak bisa menahan diri dan berkata, “Penyihir cantik, aku tahu kamu sangat sombong dan merendahkan orang lain, tetapi aku ingin memberitahumu bahwa ada penyihir yang jauh lebih baik darimu. Ia membantuku dengan ramuan ajaib dan tanahku kini subur dan produktif. Kamu hanya membual tentang kecantikanmu, tetapi tidak bisa membantu siapapun.”
Mendengar kata-kata itu, penyihir cantik tersebut merasa malu dan tersinggung. Dia menyadari bahwa kecantikan luar tidak cukup untuk membuatnya hebat dan menghargai orang lain. Penyihir cantik tersebut memutuskan untuk merendahkan egonya dan belajar dari kesalahannya.
Mulai hari itu, ia berubah menjadi penyihir yang lebih baik dan rendah hati. Ia belajar untuk menghargai orang lain dan memberikan bantuan dengan senang hati, tanpa memandang status atau kecantikan mereka. Dan dari saat itu, penyihir cantik itu menjadi sangat disegani dan dihormati oleh penduduk desa.