Pada suatu hari di hutan bambu yang rimbun, hiduplah seorang panda muda bernama Putra. Putra adalah panda yang gemar makan bambu dan biasanya senang bermain dengan teman-temannya. Namun, ada satu teman panda yang selalu membuatnya merasa tidak senang. Teman itu adalah Budi.
Budi adalah panda lain yang tinggal di hutan yang sama dengan Putra. Meskipun mereka memiliki banyak kesamaan, seperti warna bulu yang hitam dan putih, Budi dan Putra memiliki kepribadian yang sangat berbeda. Putra adalah panda yang selalu ceria dan ramah kepada semua binatang hutan. Sementara Budi adalah panda yang sering merasa cemburu dan iri kepada teman-temannya.
Suatu hari, Putra dan Budi sedang bermain bersama-sama di hutan bambu. Mereka sedang berlomba-lomba memanjat pohon bambu yang tinggi. Tapi tiba-tiba, Budi merasa iri karena Putra berhasil memanjat lebih tinggi darinya.
“Bukankah kamu selalu ingin menjadi yang terbaik, Putra?” kata Budi dengan nada tajam.
Putra kaget mendengar perkataan Budi. Dia merasa sedih karena temannya tidak bahagia atas kesuksesannya. Putra mencoba menjelaskan, “Budi, itu hanya permainan. Kita semua bermain untuk bersenang-senang, bukan untuk menang atau kalah.”
Namun, Budi terlalu marah dan terlalu sibuk memikirkan dirinya sendiri. Dia berkata, “Aku tidak ingin bermain denganmu lagi, Putra. Kau selalu membuatku merasa jelek.”
Baca juga Panda yang Bermalas – malasan
Putra merasa sedih mendengar kata-kata Budi. Dia pergi dengan hati yang berat dan mencari teman-teman lain yang lebih menghargai persahabatan. Putra bertemu dengan Ling-Ling, panda lain di hutan yang selalu tersenyum dan ramah.
Mereka berdua berbicara tentang kebahagiaan dan betapa pentingnya bersikap baik kepada teman-teman. Putra merasa lega dan senang karena akhirnya memiliki teman yang benar-benar menghargai persahabatan.
Sementara itu, Budi merasa kesepian dan merenung tentang perilakunya terhadap Putra. Dia akhirnya menyadari bahwa dia telah kehilangan teman yang baik hanya karena dia terlalu cemburu dan iri.
Budi mencari Putra dan meminta maaf. Putra menerima permintaan maaf Budi dengan senang hati. Mereka berdua memutuskan untuk bersama-sama belajar tentang kebaikan, persahabatan, dan cara mengatasi perasaan cemburu.
Dari hari itu, Budi dan Putra tidak hanya menjadi teman yang baik, tetapi juga belajar bagaimana mengatasi perasaan cemburu dan bersikap lebih baik terhadap teman-teman mereka. Mereka menyadari bahwa persahabatan jauh lebih berharga daripada memenangkan permainan atau bersaing satu sama lain.
Akhirnya, hutan bambu menjadi tempat yang lebih bahagia dan damai bagi semua binatang yang tinggal di sana. Mereka belajar bahwa dengan bersama-sama, mereka dapat menciptakan lingkungan yang penuh cinta dan persahabatan.
Cerita ini mengajarkan kepada anak-anak tentang pentingnya persahabatan, kebaikan, dan cara mengatasi perasaan cemburu.