Anak-anak seringkali mengalami tantrum, di mana mereka meledak-ledak dengan marah dan menangis, terutama pada usia 2-3 tahun. Tantrum dapat terjadi karena kelelahan, lapar, kebosanan, atau karena frustrasi karena tidak dapat melakukan hal yang mereka inginkan.
Meskipun ini bisa menjadi situasi yang sulit bagi orangtua, namun penting bagi mereka untuk menghindari merespon dengan marah. Dalam artikel ini, kita akan membahas beberapa alasan mengapa orangtua tidak seharusnya marah saat anak tantrum.
Baca juga Dongeng Naga yang Baik Hati
Alasan Mengapa Orangtua Tidak Harus Marah saat Anak Tantrum
1. Tantrum adalah cara anak berekspresi
Tantrum seringkali merupakan cara anak berekspresi.
Anak-anak pada usia muda masih belajar bagaimana mengungkapkan perasaan mereka, dan tantrum dapat menjadi cara mereka untuk menunjukkan frustrasi mereka. Marah pada anak saat tantrum dapat menyebabkan mereka merasa tidak aman dan dapat membuat mereka menghentikan berekspresi.
Sebagai orang tua kita bisa membantu dengan memvalidasi perasaan mereka dengan memberi nama perasaan mereka. Contohnya : “Mama tahu kamu sedih, kamu kecewa, kamu marah……” , “Mama tahu kamu gak suka makanan ini…” , “Mama tahu kamu sakit hati….”
Dengan memvalidasi perasaan mereka, maka anak jadi merasa lebih dimengerti, dan mereka jadi lebih tahu perasaan mereka.
Baca juga Dongeng Penyihir Lemah Pemberani
2. Marah dapat membuat anak merasa lebih buruk
Saat anak tantrum, mereka mungkin sudah merasa sangat emosional.
Marah pada anak disaat anak sedang tantrum akan membuat mereka merasa lebih buruk, karena mereka akan merasa seperti mereka telah membuat orang tua mereka marah.
Hal ini dapat meningkatkan kemungkinan mereka mengalami tantrum di masa depan. Itulah efek dari tantrum yang tidak selesai , maka anak akan tantrum di usia remaja.
3. Anak membutuhkan dukungan dan pemahaman
Anak membutuhkan dukungan dan pemahaman dari orangtua mereka.
Saat mereka mengalami tantrum, ini adalah saat yang tepat bagi orangtua untuk menunjukkan dukungan dan empati, sehingga anak merasa didengar dan dipahami. Hal ini dapat membantu anak merasa lebih aman dan dapat membantu mereka mengurangi tingkat frustrasi mereka.
4. Marah dapat memperburuk situasi
Marah pada anak saat tantrum dapat memperburuk situasi.
Anak yang sudah marah dapat menjadi lebih marah lagi ketika melihat orang tua mereka marah, sehingga situasi dapat menjadi lebih buruk. Hal ini dapat membuat orang tua merasa lebih frustrasi dan dapat memperburuk situasi secara keseluruhan.
Dengan buruknya situasi bisa terjadi hal – hal yang tidak diinginkan. Oleh karena itu saat anak tantrum alangkah baiknya sebagai orang tua kita mengambil nafas dalam – dalam dan menjernihkan pikiran terlebih dahulu.
Baca juga Dongeng Penyihir Yatim Piatu
5. Orangtua dapat membantu anak mengelola perasaan mereka
Orangtua dapat membantu anak mengelola perasaan mereka.
Saat anak mengalami tantrum, orangtua dapat mengajarkan mereka cara mengelola perasaan mereka, seperti bernapas dalam-dalam atau merenungkan situasi yang sedang mereka alami. Hal ini dapat membantu anak mengatasi frustrasi mereka dan belajar cara mengelola emosi mereka di masa depan.
Baca juga Metode Belajar Terbaik
Kesimpulan
Cara terbaik mengatasi tantrum adalah dengan cara tidak memarahi balik anak kita. Ini sangat penting untuk orang tua pahami, karena akan berdampak pada masa depan anak.
Anak yang tidak selesai masa tantrumnya akan tantrum lagi di masa remaja. Saat di masa remaja tantrumnya tidak selesai maka akan timbul lagi di usia yang lebih tua dan seterusnya.