Cerita Horor Mata Batin yang Terbuka

Alya, gadis berusia 20 tahun, baru saja memasuki semester akhir di sebuah universitas ternama. Ia dikenal sebagai sosok yang ceria dan periang, namun di balik senyumnya tersimpan rahasia kelam. Sejak kecil, Alya memiliki firasat yang kuat, namun baru beberapa bulan terakhir ini ia benar-benar bisa melihat makhluk-makhluk halus.

Awalnya, Alya hanya merasakan kehadiran mereka sekilas, seperti bayangan yang melintas di sudut mata atau suara bisikan samar di malam hari. Namun, seiring berjalannya waktu, penampakan-penampakan itu semakin jelas dan sering. Di kamar kosnya yang sederhana, ia sering melihat sosok wanita berambut panjang duduk di ujung ranjang, menatapnya dengan tatapan kosong. Di kampus, ia kerap melihat bayangan anak kecil bermain di koridor yang sunyi atau mendengar suara tawa misterius di dalam perpustakaan tua.

Ketakutan mulai menyelimuti Alya. Ia berusaha keras untuk mengabaikan penampakan-penampakan itu, namun semakin ia mencoba menghindar, semakin intens gangguan yang ia alami. Tidur menjadi sulit, konsentrasinya terganggu, dan ia seringkali merasa diikuti oleh sesuatu yang tak kasat mata.

Suatu malam, Alya memutuskan untuk mengunjungi neneknya di desa. Ia berharap dengan kembali ke kampung halaman, gangguan-gangguan itu akan berhenti. Namun, ternyata ketakutannya justru semakin menjadi-jadi. Di rumah tua neneknya, Alya melihat berbagai macam penampakan mengerikan. Ada sosok pocong yang melayang di atas pohon mangga, kuntilanak yang tertawa histeris di belakang rumah, dan kunang-kunang hitam yang berkerumun di jendela kamarnya.

Puncaknya, Alya melihat sosok neneknya sendiri berdiri di ujung gang, namun dengan wajah yang pucat pasi dan mata yang kosong. Alya berlari menghampiri neneknya, namun sosok itu menghilang begitu saja. Kejadian itu membuat Alya sangat terpukul. Ia merasa bahwa dirinya dikutuk dan tidak akan pernah bisa hidup normal lagi.

Alya mencoba mencari bantuan dari berbagai sumber, mulai dari paranormal hingga dukun. Namun, semua upaya yang ia lakukan sia-sia. Penampakan-penampakan itu terus menghantuinya, membuatnya semakin terisolasi dan putus asa.

Berdiri sejak 2017, Busa Pustaka hingga saat ini telah memberikan akses baca hingga ribuan anak di Provinsi Lampung. Berawal dari tak sampai sepuluh buku dan saat ini memiliki koleksi ribuan buku anak yang terus ingin ditambah demi memfasilitasi banyak anak membaca.

Artikel Terpopuler

Artikel Terbaru

Scroll to Top