Dikutip dari sumber dari jurnal ilmiah berikut yang dijadikan referensi sebagai dasar tulisan dari artikel ini. Jurnal ilmiah ini ditulis oleh Husnul Fuadi, Annisa Zikri Robbia, Jamaluddin, Abdul Wahab Jufri :
Pemilihan Buku Ajar
Jika dikutip oleh jurnal di atas maka salah satu penyebab rendahnya literasi (khususnya pelajaran IPA / Sains) di Indonesia adalah terkait dari sumber belajar yang digunakan. Contohnya adalah literasi di bidang IPA atau Pengetahuan Alam , bahwa pembelajaran sangat terbatas dari materi buku ajar dan teks yang tertulis. Sedangkan guru menggunakan 90% pengajaran hanya dari buku itu saja.
Menurut pendapat penulis sendiri , ini sangat berhubungan dengan bagaimana dunia berjalan sekarang. Dengan perubahan yang sangat cepat , jika kita hanya menggunakan contoh – contoh kasus dari contoh kasus yang sudah usang maka hanya akan membuat bosan peserta didik dan anak – anak akan kesulitan untuk menghubungkan apa yang dia pelajari dengan kesehariannya.
Baca juga Cara Meningkatkan IQ anak
Miskonsepsi
Menurut jurnal di atas , ada problem yang sangat serius dan mendasar yaitu adanya tuntutan untuk menyelesaikan target kurikulum yang sedang dikejar. Sehingga seringnya banyak siswa yang harus terpaksa menerima sebuah konsep dari yang dipelajari tanpa memahami secara mendalam.
Kadang siswa terkesan hanya menghafal suatu bab sehingga hal tersebut sangat mudah dilupakan.
Dari sisi penulis , saya sangat setuju jika sebagai pengajar kita harus memiliki beberapa strategi metode mengajar yang sangat mudah dipahami. Dengan memahami hal dasarnya maka kita akan lebih mudah untuk memberi pemahaman contoh – contoh kasus yang berhubungan langsung dengan keseharian siswa – siswa.
Pembelajaran Tidak Kontekstual
Banyak sekali anak – anak Indonesia tidak memiliki kemampuan untuk mengkaitkan suatu fenomena dengan apa yang mereka pelajari.
Menurut pendapat penulis, saya merasa bahwa hal ini diperparah jika guru hanya memberikan contoh – contoh yang hanya tertulis di buku. Di sini harapanya adalah guru bisa memberikan contoh kasus yang lebih luas dan berkaitan langsung dengan kehidupan siswa.
Contoh mudah mengkaitkan pelajaran IPA di sekolah adalah tentang fotosistesis tanaman. Bahwa tanaman adalah penghasil oksigen di Dunia, tetapi tahukah siswa – siswa bahwa penghasil terbesar oksigen di dunia adalah phytoplakton yaitu organisme mirip tanaman di laut.
Contoh -contoh di atas harus diperbanyak dengan cara guru harus mau untuk menambah ilmu dan pengetahuan jika ingin muridnya lebih mudah untuk memahami sebuah bab dan pelajaran.
Baca juga Ekskul yang Meningkatkan Literasi Anak
Rendahnya Kemampuan Baca
Salah satu yang menjadi penyebab kemampuan baca yang rendah adalah kurangnya akses baca ke daerah – daerah terpencil di Indonesia. Dengan akses baca yang mudah maka anak – anak akan bisa memilih sneidir buku mana yang menjadi kesukaan mereka . Dengan minat baca yang tinggi maka akan mempermudah untuk meningkatkan kemampuan baca seseorang.
Yang terpenting adalah menumbuhkan minat terlebih dahulu. Minat akan mudah diketahui dengan memberikan sebanyak mungkin pilihan bacaaan. Jika sudah mengetahui minatnya maka seseorang akan membaca informasi apapun (tidak harus buku) terkait dengan minatnya.
Baca juga Fakta Baru Chat GPT-4
Lingkungan dan Iklim Belajar
Beberapa hal yang menjadi pengaruh dalam literasi siswa adalah linkungan belajar seperti infrastruktur sekolah, sumber daya pengajarnya, dan manajemen sekolah. Yang memperparah hal tersebut adalah pemisahan antara pembelajaran IPA seperti adanya Biologi , Fisika dan Kimia.
Menurut pendapat penulis sendiri, padahal dengan menggabungkan irisan – irisan dari 3 pelajaran IPA tersebut akan memperkaya pengetahuan dari siswa itu sendiri. Selain itu membiarkan untuk siswa berkreasi sendiri akan meningkatkan keingintahuan dari mereka dan dari guru bisa mengarahkan ke jalur yang lebih baik dan lebih bijaksana.
Baca juga Cara Membangun Literasi Untuk Anak SD
Kesimpulan
Melihat permasalahan yang cukup kompleks seperti ini menurut penulis sendiri hal yang dilakukan oleh Menteri Pendidikan , Riset , Kebudayaan dan Teknologi Pak Nadiem Makarim sudah sangat benar dengan Sistem Merdeka Belajarnya.
Dihapuskannya sekolah unggulan karena hal tesebut sangatlah tidak berimbang , harusnya setiap anak mendapatkan sekolah yang unggul. Kampus Merdeka bisa membekali mahasiswa – mahasiswa yang kehilangan momen karena gap institusi pendidikan dan kecepatan teknologi sangatlah jauh. Dan banyak lagi