Jono adalah anak ceria yang tinggal di sebuah kampung kecil. Setiap sore, begitu matahari mulai condong ke barat, Jono selalu bersemangat bermain dengan teman-temannya di sebuah lapangan kosong dekat rumahnya. Mereka akan bermain petak umpet, kejar-kejaran, atau sekadar duduk-duduk sambil bercerita.
Teman-teman Jono itu beragam. Ada yang rambutnya panjang terurai, ada yang matanya besar dan berkilau, dan ada pula yang memiliki senyum yang sangat manis. Jono sangat menyayangi teman-temannya itu. Mereka selalu membuatnya merasa senang dan tidak pernah bosan.
Namun, ada satu hal yang aneh tentang teman-teman sore Jono itu. Mereka selalu muncul begitu saja saat sore hari dan menghilang begitu matahari terbenam. Orang tua Jono sering mengingatkannya untuk tidak bermain terlalu larut, tapi Jono selalu mengabaikannya. Ia terlalu asyik bermain dengan teman-temannya.
Suatu sore, Jono bermain lebih lama dari biasanya. Matahari sudah hampir tenggelam, tapi Jono masih asyik bersembunyi di balik pohon mangga besar. Tiba-tiba, ia mendengar suara tawa yang aneh. Suara itu terdengar samar-samar, seperti berasal dari jauh. Jono penasaran dan keluar dari persembunyiannya.
Saat itulah Jono melihat teman-temannya sedang berdiri di tengah lapangan, menghadap ke arahnya. Mereka tersenyum padanya dengan sangat lebar. Jono merasa senang dan berlari menghampiri mereka. Namun, saat ia semakin dekat, Jono mulai merasa ada yang aneh. Wajah teman-temannya terlihat pucat dan matanya bersinar tidak wajar.
Jono mencoba menyentuh salah satu teman perempuannya, tapi tangannya menembus tubuh teman itu. Jono terkejut dan mundur beberapa langkah. Ia baru menyadari bahwa teman-temannya itu bukanlah manusia sungguhan. Mereka adalah makhluk halus yang suka menyamar menjadi anak-anak untuk menjerat manusia.
Teman-teman Jono itu kemudian mengelilingi Jono. Mereka tertawa terbahak-bahak dan berusaha menarik Jono masuk ke dalam sebuah lubang besar yang tiba-tiba muncul di tengah lapangan. Jono berteriak sekuat tenaga sambil berusaha melepaskan diri.
Untungnya, suara teriakan Jono didengar oleh ibunya yang sedang mencari Jono di sekitar rumah. Ibu Jono segera berlari ke lapangan dan menarik Jono menjauh dari lubang itu. Dengan sekuat tenaga, ibu Jono membawa Jono pulang.
Sejak saat itu, Jono tidak pernah lagi bermain di lapangan kosong itu pada sore hari. Ia baru menyadari bahwa teman-teman yang selama ini ia anggap sebagai sahabat ternyata adalah makhluk halus yang berbahaya. Jono juga berjanji pada ibunya untuk selalu menaati semua larangannya.