Di sebuah hutan yang lebat dan hijau, hiduplah seekor Kancil yang cerdik dan lincah bernama Kancil. Setiap hari, Kancil selalu sibuk mencari makanan di sekitar hutan. Namun, ada juga seorang Cicak Badung yang sombong dan suka mengganggu hewan-hewan kecil di hutan tersebut.
Suatu hari, Cicak Badung yang congkak itu bertemu dengan Kancil. “Hai, Kancil!” seru Cicak Badung dengan nada sombongnya. “Aku adalah raja hutan, dan semua hewan harus tunduk padaku!”
Kancil hanya tersenyum mendengar kata-kata sombong Cicak Badung. “Ah, Cicak Badung yang sombong,” kata Kancil dengan tenang. “Seberapa besar pun keangkuhanmu, aku tahu bahwa kebaikan dan kecerdasan jauh lebih berharga.”
Cicak Badung merasa tersinggung oleh kata-kata Kancil. Dia merasa ingin menunjukkan bahwa dia lebih kuat dari Kancil. “Aku akan menantangmu, Kancil!” ujar Cicak Badung. “Kita akan melihat siapa yang lebih hebat di antara kita!”
Kancil hanya tersenyum dan menerima tantangan tersebut. Mereka sepakat untuk mengadakan perlombaan melintasi sungai yang terletak di ujung hutan. Siapa yang pertama kali mencapai sisi lain sungai akan menjadi pemenangnya.
Perlombaan dimulai, dan Kancil dan Cicak Badung berlari secepat yang mereka bisa. Cicak Badung berusaha keras memimpin, sedangkan Kancil menggunakan kecerdasan dan kelincahannya untuk mengejar.
Namun, saat mereka hampir mencapai sisi lain sungai, Kancil menghentikan langkahnya. “Tunggu sebentar, Cicak Badung!” serunya. “Aku mendengar ada bahaya di seberang sana. Mari kita berhenti sejenak dan cari tahu.”
Cicak Badung, yang terlalu yakin dengan keunggulannya, tidak mau berhenti. Dia terus berlari tanpa memedulikan peringatan Kancil. Tapi sayang, begitu Cicak Badung mencapai sisi lain sungai, dia langsung terperangkap oleh perangkap yang dipasang oleh pemburu.
Sementara itu, Kancil dengan aman menyeberangi sungai menggunakan batang bambu yang licin. Dia tiba di sisi lain tanpa kesulitan dan menjadi pemenang perlombaan.
Dari kejadian itu, Kancil belajar bahwa kecerdasan dan ketelitian jauh lebih berharga daripada keangkuhan dan kekuatan semata. Dan Cicak Badung belajar bahwa kesombongannya hanya akan membawanya ke dalam kesulitan.