Cerpen Sedih Perjalanan Dalam Bisu

Di sebuah rumah kecil yang terhampar di pinggiran kota, hiduplah keluarga kecil yang terdiri dari Ayah, Ibu, dan anak perempuannya yang bernama Maya. Keluarga itu seakan seperti rumah-rumah lain, tapi di balik pintu tertutup, ada kesedihan yang disembunyikan.

Ayah Maya adalah seorang pria yang teguh dan tegas. Sejak kecil, Maya tumbuh dalam bayang-bayang ketidakpastian dan rasa takut. Ayahnya seringkali meluapkan amarahnya, membuat suasana rumah menjadi tegang dan cemas. Ibu Maya, meski berusaha menjaga keharmonisan, selalu terdiam dan pasrah di hadapan kemarahan Ayah.

Setiap kesalahan kecil yang dilakukan Maya selalu diiringi dengan bentakan Ayah. Ia merasa seolah-olah tak pernah bisa memenuhi ekspektasi yang telah ditetapkan oleh Ayahnya. Meski begitu, Maya selalu berusaha tulus untuk membuat Ayah bangga, tapi semakin keras usahanya, semakin besar pula amarah yang menggelayut di dalam rumah mereka.

Suatu malam, setelah sebuah pertengkaran hebat, Ayah Maya meninggalkan rumah dengan langkah tegar. Walaupun sepi, namun kepergiannya membawa ketenangan yang sesaat bagi Maya dan Ibunya. Namun, di sudut hati mereka, ada kepedihan yang begitu mendalam.

Malam-malam berlalu, tapi Ayah tak kunjung kembali. Setiap hari, Maya dan Ibunya menunggu dengan hati yang terhimpit kekhawatiran. Maya, yang dulu mengenal Ayah sebagai sosok yang menakutkan, kini merindukan kehadirannya. Ia menyadari bahwa meskipun Ayah sering marah, namun itu juga bagian dari kasih sayang yang bercampur aduk.

Pada suatu pagi yang cerah, telepon berdering di rumah mereka. Suara di ujung telepon menyampaikan berita yang menghancurkan hati Maya. Ayah mereka telah meninggal dunia dalam kecelakaan. Rasa bersalah dan penyesalan memenuhi hati Maya. Ia menyadari bahwa walaupun Ayahnya pemarah, namun di balik itu semua, ada kasih sayang yang mungkin tak pernah diungkapkan.

Maya dan Ibunya perlahan-lahan memulai hidup baru tanpa Ayah. Rasa sesal dan kekosongan terasa begitu nyata. Ibu Maya mencoba memberikan kehangatan yang selama ini terkurung, dan Maya belajar untuk memaafkan dan menerima. Perginya Ayah memang meninggalkan luka yang dalam, tapi juga membawa pelajaran bahwa cinta sejati mungkin terkadang tak diungkapkan dengan kata-kata, tapi melalui kenangan dan perjalanan penuh rintangan. Perjalanan hidup Maya menjadi saksi bisu tentang perjalanan cinta dan kehilangan dalam kehidupan keluarga yang pemarah.

Berdiri sejak 2017, Busa Pustaka hingga saat ini telah memberikan akses baca hingga ribuan anak di Provinsi Lampung. Berawal dari tak sampai sepuluh buku dan saat ini memiliki koleksi ribuan buku anak yang terus ingin ditambah demi memfasilitasi banyak anak membaca.

Artikel Terpopuler

Artikel Terbaru

Scroll to Top