(Versi Berbeda)
Dahulu kala, di sebuah desa kecil, hiduplah sepasang saudara kembar yang bernama Bawang Merah dan Bawang Putih. Keduanya sangat akrab dan saling menyayangi, namun takdir membawa mereka ke dalam perjalanan hidup yang berbeda.
Bawang Merah dan Bawang Putih tinggal bersama ibu tiri yang kurang baik hati. Ibu tiri itu selalu lebih menyayangi Bawang Merah, sementara Bawang Putih sering diberi tugas rumah yang berat dan tidak diperlakukan dengan baik.
Suatu hari, desa itu dihebohkan oleh undangan dari istana. Raja akan mengadakan pesta besar dan seluruh warga desa diundang untuk menghadiri acara tersebut. Bawang Merah sangat gembira dan segera bersiap-siap, sementara Bawang Putih dengan sabar membantu Bawang Merah menyiapkan pakaian indahnya.
Ketika tiba waktunya untuk pergi ke istana, Bawang Merah dengan arogannya melarang Bawang Putih untuk ikut serta. Bawang Putih, dengan hati yang hancur, hanya bisa menangis di dalam kamar.
Namun, di saat Bawang Merah menikmati pesta di istana, sesuatu yang menakjubkan terjadi. Seorang peri baik hati muncul di depan Bawang Putih yang menangis. Peri itu berkata, “Jangan khawatir, Bawang Putih. Lakukanlah tugas-tugasmu dengan tulus dan penuh kebaikan, dan aku akan membantumu.”
Dengan hati yang penuh harap, Bawang Putih kemudian membantu mengerjakan tugas rumah dan memberikan makanan kepada warga desa yang kurang beruntung. Setiap kali dia memberikan bantuan, cahaya kecil yang lembut menyertai langkah-langkahnya.
Sementara itu, di istana, Bawang Merah justru terjerat dalam kepalsuan dan kepahitan. Dia menjadi sombong dan lupa akan kebaikan. Raja yang cerdas melihat perubahan itu dan mengusir Bawang Merah dari istana.
Ketika Bawang Putih pulang ke rumah, dia menemukan Bawang Merah yang merasa menyesal dan penuh penyesalan. Meskipun hati Bawang Putih pernah terluka, dia menerima Bawang Merah kembali dengan tangan terbuka.
Peri baik hati muncul kembali dan berkata, “Kebaikanmu, Bawang Putih, telah membawamu ke bahagiaan. Sementara Bawang Merah, yang lupa akan kebaikan, harus memetik akibat dari perbuatannya.”
Dari hari itu, Bawang Putih dan Bawang Merah hidup bersama dalam kedamaian dan saling mendukung satu sama lain. Mereka belajar bahwa kebaikan hati dan ketulusan akan membawa kebahagiaan yang sejati, sementara keserakahan dan kepalsuan hanya akan membawa kesedihan. Cerita mereka menjadi pelajaran berharga bagi semua yang mendengarnya, tentang keindahan hati yang tulus dan kebijaksanaan dalam menjalani kehidupan.