Pada suatu hari di sebuah desa kecil yang tersembunyi di antara hutan lebat, hiduplah seorang anak laki-laki bernama Anak Agung. Anak Agung adalah anak yatim piatu yang tinggal bersama neneknya, Mbok Marpuh, yang bijaksana. Mereka hidup sederhana, menggantungkan hidup dari hasil kebun mereka.
Suatu pagi, ketika Anak Agung sedang membersihkan gudang tua neneknya, dia menemukan sebuah pensil tua yang nampaknya sudah sangat usang. Pensil itu terlihat seperti pensil biasa, tetapi ada sesuatu yang aneh pada pensil tersebut. Ketika Anak Agung mengambil pensil itu, dia merasa ada getaran ajaib yang mengalir ke tangannya.
Anak Agung dengan penasaran mencoba menggambar sesuatu dengan pensil itu di selembar kertas kosong. Saat pensil itu menyentuh kertas, gambar yang dia bayangkan segera muncul dengan jelas. Anak Agung tercengang melihat keajaiban yang ada di depan matanya. Dia mencoba menggambar pohon apel, dan tiba-tiba, sebuah pohon apel benar-benar tumbuh di halaman rumah mereka.
Nenek Marpuh yang mendengar kehebohan itu datang untuk melihat apa yang terjadi. Anak Agung menjelaskan tentang pensil ajaib yang baru saja ditemukannya. Mbok Marpuh tersenyum dan mengatakan bahwa pensil itu adalah warisan nenek moyang mereka yang sangat kuat. Dulu, pensil tersebut digunakan untuk menciptakan kehidupan dan keajaiban di desa mereka.
Anak Agung dan neneknya pun mulai menggunakan pensil ajaib itu dengan bijak. Mereka menggambar berbagai hal, dari makanan lezat hingga peralatan yang mereka butuhkan. Mereka juga membantu warga desa mereka dengan kekuatan pensil tersebut, memperbaiki rumah-rumah yang rusak dan memberi makan orang-orang yang kelaparan.
Namun, kekuatan pensil ajaib itu juga menarik perhatian seseorang yang jahat, seorang penyihir jahat bernama Raja Durja. Raja Durja ingin menguasai pensil ajaib itu untuk tujuan pribadi. Dia datang ke desa Anak Agung dengan pasukan penyihirnya, dan pertempuran pun tak terhindarkan.
Dalam pertempuran sengit, Anak Agung dan neneknya bersatu dengan warga desa mereka untuk melawan Raja Durja. Dengan kekuatan pensil ajaib, mereka berhasil mengalahkan Raja Durja dan mengusirnya dari desa mereka. Namun, mereka juga tahu bahwa pensil ajaib itu harus dijaga dengan baik agar tidak jatuh ke tangan yang salah.
Akhirnya, Anak Agung dan neneknya memutuskan untuk menyimpan pensil ajaib itu dengan aman di dalam gua rahasia di dalam hutan. Mereka tahu bahwa kekuatan pensil ajaib itu harus digunakan dengan bijak dan hati yang tulus. Dari saat itu, desa mereka menjadi lebih makmur dan damai, dan mereka selalu mengingat keajaiban pensil ajaib yang telah memberi mereka kekuatan untuk mengubah hidup mereka.