Pak Harto adalah seorang ayah yang sangat mencintai keluarganya. Namun, desakan ekonomi yang semakin menekan membuatnya nekat mencari jalan pintas. Tergiur oleh janji kekayaan instan, ia terjerumus dalam dunia gelap pesugihan.
Ritual demi ritual dilakukannya dengan penuh harap. Rumahnya yang asri berubah menjadi tempat berkumpulnya benda-benda mistis. Setiap malam, suasana mencekam mulai menyelimuti. Suara-suara aneh terdengar dari berbagai sudut rumah, bayangan-bayangan gelap berkelebat di balik pintu, dan hawa dingin menusuk hingga ke tulang.
Awalnya, Pak Harto berusaha mengabaikan semua itu. Ia beranggapan bahwa itu hanyalah halusinasi akibat kelelahan. Namun, kejadian-kejadian aneh itu semakin intens. Anak perempuannya, Siti, seringkali terbangun tengah malam dengan wajah pucat pasi. Ia mengaku melihat sosok hitam tinggi besar berdiri di ujung tempat tidurnya.
Istri Pak Harto, Bu Aminah, juga merasakan keanehan. Setiap kali memasak di dapur, ia selalu mendengar suara tawa perempuan yang mengerikan. Perabotan dapur pun seringkali bergerak sendiri. Ketakutan mulai merasuki hati mereka.
Puncaknya, ketika Pak Harto menemukan sebuah buku catatan kuno di bawah kolong tempat tidurnya. Buku itu berisi mantra-mantra pesugihan dan peringatan akan konsekuensi yang harus dihadapi jika melanggar perjanjian. Pak Harto mulai menyadari kesalahannya. Ia menyesal telah membahayakan keluarganya demi mengejar kekayaan duniawi.
Dengan sisa keberaniannya, Pak Harto berusaha membatalkan pesugihan itu. Namun, iblis yang telah merasuk ke dalam rumahnya tidak mudah untuk diusir. Pertarungan sengit pun terjadi. Pak Harto harus menghadapi berbagai macam makhluk halus yang mengerikan.
Akhirnya, dengan bantuan seorang kyai, Pak Harto berhasil melepaskan diri dari jeratan pesugihan. Namun, trauma mendalam telah tertanam di hati keluarganya. Rumah yang dulunya penuh tawa kini menjadi tempat yang sunyi dan mencekam.