Malam Ekstrakurikuler | Bab 4: Penampakan di Gudang Olahraga

Gudang olahraga SMA Harapan Jaya sudah lama dianggap sebagai tempat yang menyeramkan. Meski letaknya berada di ujung kompleks sekolah, gudang itu sering digunakan untuk menyimpan peralatan olahraga yang jarang dipakai—seperti ring basket portable, bola usang, dan raket yang sudah rusak. Namun, cerita yang beredar di antara siswa adalah bahwa gudang itu juga menjadi tempat munculnya penampakan.

Malam itu, tugas menjelajahi gudang olahraga jatuh pada kelompok terdiri dari Dito, Maya, dan Arman. Mereka adalah kelompok yang terkenal cukup berani, terutama Arman, yang selalu mengejek cerita horor sebagai “bualan anak penakut.”

Menuju Gudang yang Gelap

“Santai aja. Ini cuma gudang biasa. Apa sih yang bisa bikin takut?” kata Arman sambil berjalan di depan, membawa senter kecil di tangannya.

Dito mengikuti di belakangnya, sementara Maya tampak sedikit ragu. “Arman, kamu yakin kita nggak harus minta izin sama penjaga sekolah dulu? Siapa tahu ada yang perlu diatur?”

Arman tertawa. “Ngapain? Ini kan tugas ekstrakurikuler. Kalau ada apa-apa, Kak Dinda pasti tanggung jawab.”

Saat mereka tiba di depan gudang, pintunya terlihat tertutup rapat. Arman mencoba menariknya, dan suara engsel yang berdecit membuat bulu kuduk Maya merinding.

“Siapa terakhir kali pakai gudang ini?” tanya Dito, mencoba berbasa-basi untuk menghilangkan ketegangan.

“Paling tim basket waktu ada turnamen tahun lalu,” jawab Maya, meskipun suaranya tidak terdengar yakin.

Hal-Hal yang Tidak Biasa

Di dalam gudang, suasana terasa berat. Bau debu dan karet tua menyergap mereka. Rak-rak besi yang penuh bola dan perlengkapan lain menjulang tinggi di sisi ruangan, menciptakan bayangan aneh dalam cahaya senter mereka.

“Lihat, nggak ada apa-apa, kan?” kata Arman sambil menyentuh salah satu bola basket usang. Namun, saat dia menaruhnya kembali di rak, bola itu jatuh ke lantai dan berguling perlahan ke tengah ruangan.

“Kenapa itu bisa jatuh sendiri?” tanya Maya dengan nada takut.

“Angin mungkin,” jawab Arman santai, meskipun tidak ada jendela atau celah yang cukup besar untuk angin masuk.

Ketika mereka melangkah lebih jauh, Dito menunjuk sebuah boneka tua yang tergantung di sudut gudang. Boneka itu adalah maskot sekolah yang dibuat untuk acara olahraga bertahun-tahun lalu, tetapi kini kondisinya lusuh, dengan kain yang robek di sana-sini.

“Boneka itu kayaknya… ngeliatin kita,” bisik Dito.

“Ah, itu cuma perasaanmu aja,” balas Arman.

Namun, Maya mulai mundur perlahan. “Aku nggak suka tempat ini. Ayo kita keluar.”

Bayangan di Langit-Langit

Saat mereka berbalik untuk pergi, sebuah suara keras terdengar dari arah rak besi. Semua senter mereka langsung menyorot ke sana, dan mereka melihat beberapa bola jatuh ke lantai, padahal tidak ada siapa pun di sana.

“Ada orang di sini,” bisik Maya panik.

Arman mencoba untuk menenangkan mereka, tetapi kemudian bayangan besar muncul di langit-langit gudang. Bayangan itu terlihat seperti sosok manusia yang merangkak dengan gerakan lambat, tapi terlalu besar untuk menjadi manusia biasa.

“Sumpah, itu bukan manusia!” seru Dito sambil mundur, tetapi kakinya tersandung bola basket.

Bayangan itu tiba-tiba menghilang, dan suara langkah kaki berat terdengar mendekati mereka. Tanpa berpikir panjang, ketiganya berlari keluar dari gudang.

Kejadian di Luar Gudang

Ketika mereka akhirnya tiba di luar, mereka menyadari bahwa pintu gudang perlahan menutup sendiri. Maya menangis ketakutan, sementara Dito terus menoleh ke belakang, memastikan bayangan itu tidak mengikuti mereka.

“Aku nggak mau lagi ke sana!” kata Maya sambil terisak.

Namun, sebelum mereka bisa menjelaskan apa yang terjadi, sebuah bola basket menggelinding keluar dari gudang, berhenti tepat di kaki Arman.

“Ini enggak masuk akal,” bisik Arman, wajahnya kini sama pucatnya dengan Maya.

Berdiri sejak 2017, Busa Pustaka hingga saat ini telah memberikan akses baca hingga ribuan anak di Provinsi Lampung. Berawal dari tak sampai sepuluh buku dan saat ini memiliki koleksi ribuan buku anak yang terus ingin ditambah demi memfasilitasi banyak anak membaca.

Artikel Terpopuler

Artikel Terbaru

Scroll to Top