“Stoik” atau “Stoisisme” bisa merujuk ke dua hal terkait filsafat Yunani Kuno:
- Aliran filsafat: Stoisisme adalah aliran filsafat yang didirikan di Athena sekitar abad ke-3 SM oleh Zeno dari Citium. Aliran ini berfokus pada etika, dan mengajarkan manusia untuk hidup dengan kebahagiaan dan ketenangan batin. Prinsip utamanya adalah menerima hal yang tidak bisa diubah dan fokus pada hal yang bisa dikendalikan.
- Tempat berdirinya para filsuf: Secara harfiah, “stoa” (bahasa Yunani untuk “serambi” atau “beranda”) merujuk pada Stoa Poikile (“Serambi Berlukis”) di Athena, tempat para filsuf Stoikisme berkumpul dan berdiskusi.
Jadi, kalau dengar istilah “stoik”, bisa jadi merujuk pada ajaran filsafatnya atau tempat berkumpulnya para filsuf Stoikisme itu sendiri.
Esensi Menjadi Stoik
Esensi menjadi stoik adalah fokus pada hal-hal yang bisa dikendalikan dan menerima hal-hal yang tidak bisa dikendalikan.
Beberapa prinsip utama Stoikisme:
- Dikotomi kendali: Membedakan antara hal-hal yang bisa dikendalikan (seperti pikiran, tindakan, dan reaksi terhadap situasi) dan hal-hal yang tidak bisa dikendalikan (seperti kejadian eksternal, pendapat orang lain, dan hasil akhir dari usaha kita).
- Kebajikan: Menekankan hidup sesuai dengan kebajikan, seperti kebijaksanaan, keadilan, keberanian, dan kesederhanaan.
- Hidup sesuai dengan alam: Memahami dan menerima hukum alam semesta, dan hidup selaras dengannya.
- Ketenangan batin: Berusaha mencapai ketenangan batin dan kebahagiaan dengan menerima kenyataan dan fokus pada hal-hal yang bisa dikendalikan.
Manfaat menjadi stoik:
- Mengurangi stres dan kecemasan: Dengan fokus pada hal-hal yang bisa dikendalikan, Stoikisme membantu individu untuk tidak terpengaruh oleh faktor eksternal yang memicu stres dan kecemasan.
- Meningkatkan ketahanan: Stoikisme membantu individu untuk lebih tabah dan tangguh dalam menghadapi kesulitan dan kemunduran.
- Meningkatkan fokus: Dengan fokus pada hal-hal yang penting dan bisa dikendalikan, Stoikisme membantu individu untuk lebih fokus dan terarah dalam mencapai tujuan.
- Meningkatkan kebahagiaan: Stoikisme membantu individu untuk menemukan kebahagiaan dan kepuasan dalam hidup, bukan dari faktor eksternal, tetapi dari dalam diri sendiri.
Menjadi stoik bukan berarti menjadi apatis atau tidak peduli terhadap dunia. Stoikisme justru mendorong individu untuk aktif dalam hal-hal yang bisa dikendalikan, dan menerima dengan lapang dada hal-hal yang tidak bisa dikendalikan.
Stoikisme bukan ajaran yang mudah dipraktikkan, dan membutuhkan latihan dan dedikasi.
Namun, bagi mereka yang bersedia mempelajarinya, Stoikisme menawarkan panduan hidup yang bermakna dan penuh kebahagiaan.