Valentina adalah seorang penulis horor yang selalu mencari inspirasi di tempat-tempat yang ditinggalkan. Suatu hari, dia mendengar tentang sebuah rumah tua di pinggir kota yang telah kosong selama puluhan tahun. Rumah itu memiliki sejarah kelam; kabarnya, setiap penghuni yang mencoba tinggal di sana akan menghilang tanpa jejak.
Dengan penuh semangat, Valentina memutuskan untuk bermalam di rumah itu. Ia membawa peralatan menulis, beberapa makanan ringan, dan sebuah senter. Rumah itu tampak lebih menyeramkan dari yang ia bayangkan, jendela-jendelanya pecah, dan cat tembok mengelupas. Meskipun merinding, Valentina tetap nekat masuk dan menutup pintu di belakangnya.
Di dalam rumah, suasana sangat sunyi. Valentina menyalakan senter dan mulai menjelajahi setiap sudut. Di ruangan utama, ia menemukan sebuah meja tua dengan beberapa dokumen berdebu. Dokumen itu menampilkan nama-nama keluarga yang pernah tinggal di rumah tersebut, dan semuanya memiliki kesamaan: semuanya menghilang secara misterius.
Makin larut malam, Valentina memutuskan untuk mulai menulis. Namun, tiba-tiba diam tidak lagi menemani. Ia mulai mendengar suara aneh, langkah kaki yang samar-samar terdengar dari lantai atas. Memandang kosong ke atas, Valentina memutuskan untuk menyelidikinya, karena suara itu bisa menjadi inspirasi bagus untuk tulisannya.
Di lantai atas, suara semakin jelas. Itu seperti langkah kecil, seperti seorang anak. Valentina mengikuti suara itu masuk ke sebuah kamar kecil. Di dalam kamar itu, ia menemukan sebuah boneka tua di atas ranjang, yang tampak sangat kuno dan lusuh. Saat Valentina mendekati boneka itu, mesin ketahui bahwa boneka itu mulai bergerak dan mengucapkan kata-kata yang tak jelas.
Tiba-tiba, semua lampu di rumah menyala, dan di hadapan Valentina berdiri seorang wanita tua dengan tatapan dingin. “Kamu tidak seharusnya ada di sini,” kata wanita tua itu dengan suara yang bergetar. Valentina terkesiap, berusaha memahami situasi. “Siapa Anda?” tanyanya.
Wanita tua itu tersenyum samar dan berkata, “Aku adalah penjaga rumah ini. Kamu yang berikutnya.”
Malam itu berubah menjadi mimpi buruk. Valentina menyadari bahwa dirinya kini terjebak dalam siklus menakutkan yang sama seperti penghuni sebelumnya. Setiap langkah yang dia ambil membuatnya semakin terjerat dalam bayangan gelap rumah itu.
Namun, saat ia mencoba keluar dari rumah, sebuah tangan kecil yang dingin meraih lengannya. Valentina menoleh dan melihat seorang anak kecil dengan mata hampa berdiri di sampingnya. “Tolong aku,” bisik anak itu.
Anak ini adalah anak yang menghilang beberapa dekade yang lalu, dan Valentina tahu bahwa dia harus menemukan cara untuk memecahkan kutukan rumah itu. Dengan bantuan anak itu, Valentina menemukan pintu rahasia di ruang bawah tanah yang mengarah ke ruang penuh dengan barang-barang pribadi dari semua orang yang pernah menghilang.
Saat mengumpulkan barang-barang itu, Valentina menemukan sebuah buku tua yang tampaknya mengandung mantra untuk menghilangkan kutukan. Namun, sebelum dia sempat membaca lebih lanjut, suara langkah kaki mendekat lagi. Kali ini, sosok wanita tua muncul dengan tatapan marah.
“Berhenti sekarang, atau kamu akan menderita nasib yang sama!” seru wanita itu.
Tapi Valentina tidak gentar. Dia membaca mantra dari buku itu dengan suara lantang, hingga suasana di sekitarnya mulai bergetar dan berputar. Wanita tua itu menjerit dan menghilang dalam kepulan asap hitam. Rumah itu mulai runtuh, dan Valentina berlari keluar dengan buku di tangannya.
Di luar rumah, pagi mulai menyingsing. Valentina melihat ke belakang dan melihat rumah tua itu hancur menjadi puing-puing. Dia berhasil keluar hidup-hidup, membawa buku kutukan itu sebagai bukti perjuangannya. Kampung yang tadinya sunyi kembali meriah dengan para penduduk yang sebelumnya menghilang, kembali ke dunia nyata satu per satu.
Plot twist terakhir? Anak kecil yang membantu Valentina menghilang begitu saja setelah mereka keluar dari pintu rumah yang runtuh. Di dalam buku kutukan yang ia bawa, Valentina menemukan foto anak itu dengan sebuah catatan yang mengatakan bahwa dia adalah pembawa ilmu gelap yang berusaha mematahkan kutukan namun terjebak di dalamnya. Valentina menyadari bahwa ia telah dibantu oleh roh yang sama terkutuknya.
Dan setelah semua usai, Valentina memutuskan untuk berhenti menulis cerita horor. Tetapi, tiap malam, ia masih sering merasakan kehadiran seorang anak kecil di ujung kamarnya.