Cerita Horor Pelet Maut di Kampus

PERINGATAN KERAS : Tidak untuk dicontoh

Arga, mahasiswa semester akhir di jurusan Teknik Informatika, dikenal sebagai sosok yang pendiam dan kurang percaya diri. Ia selalu iri melihat teman-temannya yang mudah mendapatkan perhatian dari para gadis. Karena merasa minder, Arga nekat mencoba jalan pintas. Ia mencari informasi tentang pelet dari internet dan memutuskan untuk mempraktikkannya.

Dengan penuh rasa penasaran dan harapan, Arga mengikuti petunjuk-petunjuk yang ia temukan. Ia mengumpulkan bahan-bahan yang diperlukan, seperti bunga tertentu, minyak wangi, dan mantra-mantra kuno. Setelah melakukan ritual yang rumit, Arga berharap pelet buatannya akan bekerja dengan sempurna.

Target pertamanya adalah seorang mahasiswi cantik bernama Anya. Arga sering kali memperhatikan Anya dari jauh dan merasa tertarik padanya. Dengan hati-hati, Arga meneteskan sedikit minyak wangi bercampur mantra pada buku catatan Anya. Ia berharap Anya akan jatuh cinta padanya setelah membaca catatan itu.

Beberapa hari kemudian, Arga mulai melihat perubahan pada Anya. Anya yang biasanya cuek, kini sering tersenyum padanya. Ia bahkan mulai mengajak Arga berbicara dan menghabiskan waktu bersama. Arga merasa sangat senang dan yakin bahwa pelet buatannya berhasil.

Namun, kebahagiaan Arga tidak berlangsung lama. Semakin lama, perilaku Anya semakin aneh. Ia sering melamun, matanya terlihat kosong, dan seringkali berbicara sendiri. Arga mulai merasa tidak nyaman dengan perubahan Anya. Ia khawatir jika pelet yang ia gunakan memiliki efek samping yang berbahaya.

Suatu malam, Arga bermimpi buruk. Ia melihat Anya berubah menjadi sosok yang mengerikan, dengan mata merah menyala dan taring yang panjang. Anya menatapnya dengan penuh kebencian dan menyerang Arga dengan cakarnya. Arga terbangun dengan keringat dingin.

Keesokan harinya, Arga mencoba mencari tahu apa yang sebenarnya terjadi pada Anya. Ia bertanya kepada teman-teman Anya, namun mereka tidak mengetahui apa-apa. Arga semakin bingung dan takut.

Beberapa hari kemudian, terjadi peristiwa yang mengejutkan. Anya ditemukan tewas di kamar kosnya. Polisi yang melakukan olah TKP tidak menemukan tanda-tanda kekerasan. Kematian Anya menjadi misteri dan membuat seluruh penghuni kampus merasa ketakutan.

Arga merasa bersalah atas kematian Anya. Ia yakin bahwa pelet yang ia gunakan lah penyebabnya. Arga menyesali perbuatannya dan ingin mengakhiri semuanya. Dengan perasaan putus asa, Arga memutuskan untuk mengakhiri hidupnya.

Berdiri sejak 2017, Busa Pustaka hingga saat ini telah memberikan akses baca hingga ribuan anak di Provinsi Lampung. Berawal dari tak sampai sepuluh buku dan saat ini memiliki koleksi ribuan buku anak yang terus ingin ditambah demi memfasilitasi banyak anak membaca.

Artikel Terpopuler

Artikel Terbaru

Scroll to Top