Di sebuah sekolah tua yang terletak di pinggiran kota, terdapat sebuah ruang kelas yang sudah lama ditinggalkan. Ruang kelas itu dulu adalah tempat belajar para siswa, tetapi sekarang hanya menjadi tempat penyimpanan barang-barang yang sudah tidak terpakai lagi. Di salah satu sudut ruangan, terdapat sebuah lemari tua yang terbungkus debu dan sarang laba-laba.
Suatu hari, sekelompok siswa iseng memutuskan untuk menjelajahi ruang kelas itu. Mereka bernama Dika, Rani, dan Doni. Mereka penasaran dengan cerita-cerita mistis yang beredar di sekolah tentang ruang kelas itu, dan mereka ingin mencari tahu apakah cerita-cerita itu benar adanya.
Setelah melewati pintu yang berdebu dan menggeser beberapa barang yang tergeletak di lantai, mereka menemukan sebuah kotak berisi barang-barang tua di dalam lemari itu. Di antara barang-barang itu, terdapat sebuah boneka tua yang terlihat agak usang. Matanya yang besar dan berwarna gelap terlihat menyeramkan, dan senyumnya yang terpahat membuat suasana ruangan terasa semakin mencekam.
Dika, Rani, dan Doni merasa tertarik dengan boneka itu. Mereka membicarakan bagaimana boneka itu mungkin menjadi pusat kejadian misterius yang terjadi di sekolah. Tanpa pikir panjang, mereka membawa boneka itu keluar dari ruang kelas dan membawanya pulang.
Namun, setelah mereka membawa pulang boneka itu, hal-hal aneh mulai terjadi. Mereka sering mendengar suara langkah kaki yang mengikuti mereka di sepanjang koridor sekolah, meskipun ketika mereka berbalik, tidak ada siapa pun di sana. Lampu-lampu di rumah mereka seringkali berkedip-kedip tanpa alasan yang jelas, dan suasana terasa semakin gelap dan menakutkan.
Pada suatu malam, ketika mereka tidur, Dika terbangun oleh suara derap langkah kaki yang berat di luar kamarnya. Ia membuka pintu dan terkejut melihat boneka itu berdiri di tengah lorong, dengan matanya yang gelap menatapnya tajam. Dika merasa terperangkap, dan ia mencoba untuk berlari tetapi kakinya terasa lumpuh, seolah-olah sesuatu mengunci langkahnya.
Takut, Dika berteriak memanggil Rani dan Doni. Mereka segera bangun dan melihat ke arah boneka itu. Namun, mereka tidak bisa bergerak, seperti terhipnotis oleh kehadiran boneka itu. Dengan perlahan, boneka itu mulai bergerak mendekati mereka, langkah demi langkah.
Tiba-tiba, Dika teringat bahwa mereka membawa pulang boneka itu dari ruang kelas yang sudah lama ditinggalkan. Ia menyadari bahwa mungkin boneka itu memiliki semacam kekuatan misterius yang membuatnya hidup dan bergerak sendiri.
Tanpa ragu, Dika mencoba untuk mengambil boneka itu dari tangan Rani dan Doni. Setelah berhasil merebut boneka itu, Dika dengan cepat membawanya kembali ke ruang kelas yang terabaikan itu. Setelah meletakkan boneka itu kembali di tempatnya semula, mereka segera meninggalkan ruang kelas itu dan kembali ke kamarnya masing-masing.
Setelah kejadian itu, kehidupan mereka kembali normal. Tidak ada lagi suara aneh atau kejadian misterius yang terjadi di sekitar mereka. Mereka menyadari bahwa boneka itu seharusnya tetap berada di tempatnya yang sebenarnya, dan mereka bersumpah untuk tidak lagi mencoba mencari tahu tentang hal-hal yang lebih baik ditinggalkan terlupakan.