Saat itu adalah malam yang cerah di sebuah desa kecil di pedalaman. Di sebuah rumah tua, tinggal seorang anak laki-laki bernama Dika yang bercita-cita menjelajahi luar angkasa. Dika selalu terpesona oleh bulan yang mengintip dari balik awan di langit malam.
Suatu malam, ketika bulan purnama bersinar terang, Dika mendapat ide gila. Ia ingin pergi ke bulan! Meskipun keluarganya tidak mempercayai ide gilanya itu, Dika tetap bertekad untuk mewujudkannya. Ia mulai merancang rencana untuk membangun roket sendiri.
Dengan bantuan buku-buku dan tutorial di internet, Dika mulai mengumpulkan bahan-bahan yang diperlukan untuk membangun roket. Ia menggunakan botol plastik bekas, pipa PVC, dan peralatan sederhana lainnya. Meskipun banyak rintangan dan kegagalan yang dialaminya selama proses pembuatan, Dika tidak pernah menyerah.
Akhirnya, setelah berbulan-bulan kerja keras, roket rumah buatannya selesai dibangun. Dika menamainya “Bintang Cahaya” karena ia percaya bahwa roket itu akan membawanya ke bulan seperti bintang yang bersinar terang di langit malam.
Pada malam purnama berikutnya, Dika bersiap-siap untuk meluncurkan roketnya. Ia mengumpulkan keluarga dan teman-temannya untuk menyaksikan momen bersejarah tersebut. Dengan hati yang penuh semangat, Dika masuk ke dalam roket dan menekan tombol peluncuran.
Dengan suara gemuruh yang menggelegar, roket “Bintang Cahaya” meluncur ke langit malam. Dika merasakan adrenalin yang memuncak saat roketnya menembus lapisan awan dan mengarah ke arah bulan. Ia melihat bumi yang kecil semakin menjauh di bawahnya dan bulan yang besar semakin mendekat di depannya.
Setelah perjalanan yang panjang dan melelahkan, akhirnya roket Dika mendarat dengan lembut di permukaan bulan. Dengan langkah gugup, Dika keluar dari roket dan menghirup udara bulan yang segar. Ia merasa sangat bahagia dan bangga bisa mewujudkan impian yang selama ini hanya menjadi khayalan.
Di bulan, Dika menjelajahi berbagai kawah dan bukit dengan penuh kekaguman. Ia mengumpulkan batu-batu kecil dan mengabadikan momen-momen indah dengan kamera yang dibawanya. Setelah beberapa jam menjelajah, Dika kembali ke roketnya dengan hati yang penuh kebanggaan.
Dengan perasaan yang campur aduk, Dika memulai perjalanan pulang ke bumi. Ia tahu bahwa petualangan ke bulan ini akan selalu menjadi kenangan yang tak terlupakan dalam hidupnya. Dan meskipun kembali ke bumi, Dika selalu akan membawa serta mimpi dan semangat petualangannya di bulan dalam hatinya.