Hikayat adalah sebuah bentuk sastra lama yang berasal dari tradisi lisan dan tertulis di berbagai budaya, terutama di dunia Arab dan Persia.
Istilah ini sering digunakan untuk merujuk pada cerita-cerita epik atau naratif panjang yang berfokus pada perjalanan pahlawan, petualangan, dan kisah-kisah yang mengandung nilai moral atau ajaran tertentu.
Hikayat dapat berupa kisah-kisah sejarah, mitologi, atau fiksi yang menampilkan tokoh-tokoh legendaris dan kejadian-kejadian fantastis.
Hikayat sering kali dipengaruhi oleh nilai-nilai budaya, agama, dan kepercayaan masyarakat di mana cerita tersebut berasal.
Dalam perkembangannya, hikayat juga telah menjadi bagian penting dari warisan sastra di banyak negara, termasuk Indonesia, Malaysia, dan Brunei, di mana genre ini telah berkembang menjadi bentuk sastra yang unik dengan ciri khas budaya lokal.
Perbedaan Unsur Intrinsik dan Ekstrinsik Dalam Hikayat
Unsur intrinsik dalam sebuah hikayat merujuk pada elemen-elemen yang terdapat dalam teks itu sendiri, seperti plot, tokoh, setting, gaya bahasa, dan tema.
Unsur-unsur ini membentuk struktur dan substansi cerita, serta mempengaruhi pengalaman pembaca dalam memahami pesan yang disampaikan oleh hikayat tersebut.
Sementara itu, unsur ekstrinsik adalah faktor-faktor di luar teks yang juga memengaruhi pemahaman dan penafsiran terhadap hikayat.
Ini termasuk konteks sejarah, budaya, dan sosial di mana hikayat tersebut diciptakan, serta pandangan dan pengalaman pembaca yang dapat memengaruhi cara mereka memahami cerita.
Dengan memahami baik unsur intrinsik dan ekstrinsik dalam sebuah hikayat, pembaca dapat mendapatkan pemahaman yang lebih mendalam tentang pesan, nilai, dan makna yang ingin disampaikan oleh penulisnya.