Suasana malam turun dengan gelap gulita ketika Rika, seorang perawat muda, harus bekerja lembur di rumah sakit tua yang terkenal sebagai tempat yang angker. Ruang rawat inap yang ramai siang hari, kini terhenti dalam kesunyian yang menakutkan. Lorong-lorong yang panjang dan sempit terlihat semakin suram dengan lampu-lampu remang yang redup.
Rika melangkah dengan hati-hati di lorong yang gelap itu, membawa sejumput obat menuju ruangan isolasi. Suasana hening hanya terpotong oleh suara langkah kakinya dan gemericik langkah-langkah kecil di belakangnya. Rika merasa ada sesuatu yang tidak beres dan memutuskan untuk mempercepat langkahnya.
Namun, setiap kali dia melihat ke belakang, tak ada yang terlihat. Lorong yang tadi kosong, seakan-akan menyembunyikan keberadaan yang tak terlihat. Rika mencoba mengabaikan perasaan cemasnya dan terus berjalan, memasuki lorong-lorong yang semakin terasa gelap dan sepi.
Saat melewati salah satu lorong yang lebih gelap dari yang lain, Rika merasakan angin dingin yang menyentuh pipinya. Dia menggigil, tetapi bukan karena suhu ruangan. Mendadak, lampu di lorong itu mati, menyelimuti segalanya dalam kegelapan total.
Rika mencoba menyalakan senternya, tetapi senter itu juga mati dengan sendirinya. Suasana mencekam membuatnya hampir tidak bisa bernafas. Di tengah kegelapan, dia mendengar suara langkah kaki yang semakin mendekat. Rika menahan napasnya, berharap itu hanya suara imajinasinya.
Tiba-tiba, cahaya remang-remang dari ujung lorong mulai muncul. Rika melihat sesosok bayangan berdiri di sana, wajahnya tertutup oleh bayangan dan rambutnya menjuntai seperti mayat hidup. Dia tidak berani bergerak, terpaku oleh kehadiran yang tak terlihat sebelumnya.
“Dokter… di bawah…” bisik suara yang hampir tak terdengar.
Tak tahan dengan ketegangan, Rika akhirnya berbalik untuk lari, tetapi lorong yang tadi lurus, kini bercabang menjadi lorong-lorong tak berujung yang membingungkan. Setiap kali dia mencoba berbelok, bayangan itu mengikutinya, menyusul dengan langkah yang lambat dan mencekam.
Dalam kebingungan dan ketakutan, Rika berteriak memohon pertolongan. Namun, suaranya hanya terdengar gema di lorong-lorong yang tak berujung. Ketika dia merasa sudah tidak tahan lagi, cahaya dari ujung lorong muncul kembali, dan bayangan itu menghilang seolah menyatu dengan kegelapan.
Rika terhuyung-huyung keluar dari lorong yang gelap, tiba di area terang di dekat ruang perawat. Perasaan cemas dan ketegangan masih membekas dalam dirinya, dan dia tahu bahwa lorong rumah sakit tua itu menyimpan rahasia yang mungkin tak terungkapkan.