ASAL-USUL DANAU JEMPANG

Kecamatan Tanjung Isuy yang terkenal dengan dara-dara Tun- jungnya, yang pandai membawakan tari khas daerahnya baik tua maupun muda, tentu tak akan memisahkan  nama Tanjung  Isuy dengan   danau   Jempangnya.  Nama Tanjung  tak   akan   lebih   dike- nal tanpa danau Jempang.

Yah, tak jauh  dari Danau Jempang  dengan pemandangan  alam- nya yang asli ditambah lagi kesayupan mata memandang, dengan megahnya berdiri Gunung Meratus.

Menurut sahibul hikayat, pada waktu  dahulu kala Danau Jem- pang belum ada. Danau Jempang  ini adalah berasal dari sebuah gunung yaitu  Gunung  Jempang. Jadi dahulu kala di daerah itu dengan megahnya berdiri Gunung   Jempang, Gunung Nungan, Gunung Konyut, Gunung Meratus, dan Gunung Pemangkas.

Maka pada suatu hari datanglah Ayus yang disuruh oleh   Lintang Olo untuk menemui Gunung Nungan, Gunung Jempang, Gunung Konyut, Gunung Meratus, dan Gunung Pemangkas, untuk mem- bicarakan masalah peleburan  gunung-gunung tersebut  demi mu- dahnya daerah tersebut dikunjungi orang. Apabila mereka (Gu- nung-gunung) masih merupakan gunung, akan sulitlah orang men- datanginya hingga akan terbatas  pada orang-orang yang berminat saja. Atas anjuran  Ayus tersebut  semua gunung-gunung   itu   ber- sedia dilebur menjadi air. Mereka pun lalu membuat permupakat- an. Ayus beijanji, bahwa dalam tempo delapan hari delapan malam akan leburlah gunung-gunung tersebut menjadi air.


Baca juga : Membangun Literasi Dasar Anak SD

Tepat pada waktu yang dijanjikan,  maka leburlah Gunung Jem- pang menjadi air berbentuk danau. Ketika  Gunung  Jempang  me- noleh ke Gunung Meratus, Gunung Nungan, Gunung Konyut, dan ternyata Gunung Pemangkas bagian dari Gunung  Meratus masih tetap megah berdiri, alangkah marahnya  Gunung  Jempang  yang sudah menjadi air. Katanya,  “Gunung  Meratus mungkir  akan janji!”

Gunung Meratus menjawab, “Aku tidak mungkir  akan janji,  ha- nya aku berpikir, tidak baik kalau kita semua lebur menjadi air,

maka biarlah aku tetap  jadi gunung untuk jadi perhiasan Jempang yang sudah menjadi lautan.” Namun Jempang tetap marah, tidak bisa menerima alasan yang dikemukakan Gunung Meratus. Kemarahan Jempang itu ditum- pahkan  pada setiap   orang yang mengarungi   Danau Jempang.  Be- rani menyebut  Gunung  Meratus di saat   mengarungi   danau   itu, maka serta merta terjadilah angin topan sebagai pertanda kema- rahannya.

Sumber : Dewan Redaksi Penerbitan Kutai, Balai Pustaka

Berdiri sejak 2017, Busa Pustaka hingga saat ini telah memberikan akses baca hingga ribuan anak di Provinsi Lampung. Berawal dari tak sampai sepuluh buku dan saat ini memiliki koleksi ribuan buku anak yang terus ingin ditambah demi memfasilitasi banyak anak membaca.

Artikel Terpopuler

Artikel Terbaru

Scroll to Top