Abi N. Bayan
Ini kali pertama tubuh kita terpaku di antara deretan rumah yang tubuh dan warnanya serupa.
Jalannya bercabang-cabang seperti isi kepala yang dipenuhi gelisah dan cemas.
Masih di sini kita dan belum bisa berkemas, di antara deretan pohon dan bunga-bunga yang menunggu matahari.
Dari dapur wangi ikan suguru seperti tangan ibu yang melambai untuk kembali ke pesisir, ke tepi pantai. Ke tempat perahu ayah bersandar, ke tempat ibu menyiapkan boks, untuk ikan-ikan yang ingin beristirahat sebelum dibawa kemas, ke kota yang akhir-akhir ini sepi. Masih di sini, menadah kopi dan berpikir bahwa laut adalah buku tua yang wajib dibaca.
Weda, 18 April 2020